Tuesday, March 27, 2007

sebuah penutup yang manis

sunyi di pukul empat subuh, membuka pintu, dan mempersilakan masuk wangi melati anting diramu dengan aroma anggrek merpati, lalu berkhayal dan menerbangkannya bersama angin pagi yang dingin menyegarkan, bahkan tanpa guyuran air garam hangat di jam 3 dini hari tadi.

lalu ketika seorang sahabat mengetuk pintuku lagi dan lagi, matahari belum menyemburat benar,dan bunga lidah cicak pun belum membuka kuncupnya.Seperti dulu-dulu, dia membawa cerita-ceritanya
di antara angin pagi yang menghembus masuk mengiringi ceracaunya yang juga seperti dulu-dulu,
yah sedikit berbeda, tapi serupa dengan saat-saat kami seringmenghabiskan kopi manis berkrim kental di bangku rotan itu...
Tak sampai terang dia bergegas mengakhiri.
Lalu dia menyodoriku sebuah penutup yang manis untuk pertemuan hari itu…


(hutan jakarta bikin tersesat ya, aku rindu saat-saat kita bisa duduk leluasa dan berbicara)

aku tidak pernah menyuruhmu diam...