Monday, February 19, 2007

Sepeninggal Lupa


sepeninggal lupa
lalu kau merangkak
berputar di beranda
dan menuruni setapak
bergerak lurus
menghabisi kelokan
tidak berhenti
kau lanjutkan ke kiri
menanjak miring
memandang sekitar
berpikir bingung
tak tahu harus kemana
peta tertinggal
matahari terbenam
bintang tak terbaca
arah mana
kepalamu kosong
kemudian...
tak tahulah
tak jelas:
sepeninggal lupa

2006

Thursday, February 15, 2007

Diménsï waktûmü dan kú


Dimensi waktumu dan ku begitu dekat, bahkan mungkin, pada saat perjalanan pulang ini aku melewati langkahmu yang cepat-cepat mengukur aspal trotoar. Tapi sekarang hati kita begitu jauh sayang, sehingga lariku pun melaju kencang, melewatkan saat-saat ketika kita masih bisa berdamai dengan sore hari, tanpa harus kelelahan pulang kerja, dan berdesakan dengan macet yang menghimpit sempit.

Kau ingat dimensi waktu kita dulu?

Kau di selatan dan aku di utara, melewati tiga aliran sungai kita mondar-mandir mencoret muka jalanan dengan jejak kaki dan roda-roda motor tumpangan, aku tahu saat itu kau sering melukisku dalam kesadaran yang fana, juga kerap kali tiba-tiba kau memotretku dalam tiga kedipan matamu. Semua aku buatkan album dalam nukilan-nukilan syaraf otakku yang bermemori rapuh dan jauh dari keabadian.

Hingga sayang, aku mulai melupakanmu...

Satu, dua, tiga, aku Cuma punya satu momen tak lengkap untuk mengingatmu, bisakah itu ditebus dengan perasaan sesal?
Kenapa dulu tidak simpan lebih rapi lukisan-lukisanmu, lalu kusatukan dengan foto-foto jepretanmu, lalu kuatur dengan klasifikasi dewey agar mudah menemukannya kembali saat diperlukan.

Ah! Aku terlalu sibuk untuk menolakmu masuk dalam waktuku. Aku bahkan menyiram lebih sering dan memupuk lebih banyak pagar tanaman jiwaku, hanya sekedar untuk memastikannya cukup tinggi agar tidak dapat kau lewati. Hingga akhirnya aku justru kehilangan makna.

Sayangku, aku sudah hampir sampai, di mana kau? Kemana saja selama ini? bahkan untuk mensejajari langkahku pun kau sudah menyerah.

2006

MâŔriağeáblё
....the book where I trap on



Berwaktu-waktu kemarin aku membuka tahun 2006 bersama sebuah pertemuan bagus dengan MâŔriağeáblё, book where I trap on (^.^)

At first, I thought the excitement in reading this borrowed book is because the kind of similar story with my favorite serial television, but then it catches me with abundant of hilarious feeling in enjoying the choice of words and the typical way of thinking.

Color of life in this time Riri Sardjono down to earth creation of “love story” is amaze me, and make me think: to have someone in our life is not always beautiful, but we will more regret things what we don't do than what we do right? so marriage is just another way what I should try, why not? (^o^)

Great story, thanks to Rahma. So it’s true, first impression doesn't always right.

Nukilan from back cover:

Check this sentence...

“Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara-gara gue belom kawin?!” “Karena elo punya kantong rahim, Darling,” jawab Dina kalem. “Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date.”
“Yeah,” sahutku sinis. “Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama.”

or this...

“Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?!” Dina tergelak mendengarnya. “Hormon, Darling! Kadang-kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak. Mestinya horny, dia ngetik cinta!” See?? “Oh my God!” desah Kika ngeri. “Pernikahan adalah waktu yang terlalu lama untuk cinta!” Yup! That’s my reason, Darling!

kakakakak it's make me laugh widely all night long....

Wednesday, February 14, 2007

ei little mistake

….been there, did a stupid thing


dan sesuatu yang kecil, kecil sekali, bernama kesalahan akan merubah seluruh hidup kita, seluruhnya, dan itu tidak bisa dihapus, oleh waktu atau apapun perbuatan yang kita anggap baik, baik sekali.

yep, harus selalu berhati-hati, agar kesalahan yang kecil lainnya tidak lagi hadir di hidup kita.

everyone been there, but everyone have different way to make it a nightmare or take it as a lesson, unforgettable lesson.