Sunday, October 22, 2006

Love is The Way to Enjoy Your Life



Malam yang hangat, cerah dengan sedikit awan dan sedikit bintang, pohon beringin besar di ujung lapangan, pendopo desa yang nyaman, anak-anak band yang berceloteh menikmati hidup, bersama wedang ronde merah jambu, yang asapnya wangi penganan masa lampau…

Dalam keriuhan udara malam yang segar, aku tersenyum memandangi bapak tua di sampingku, termangu-mangu beliau duduk manis di atas sepeda ontelnya, memperhatikan abang wedang ronde menyatukan bahan-bahan yang terpencar di toples-toples kaca, toples-toples bentuk lama yang memantulkan cahaya sentir dengan warna jingga.

Bertompang dagu di sampingnya, aku sandarkan salah satu sikutku di permukaan kausnya yang wangi, entah oleh parfum apa, dengannya aku terus mengoceh soal cerita-cerita kehidupanku, beliau mendengarkan sambil sesekali berkomentar jika aku minta, sesekali tetap terdiam sampai aku melanjutkan cerita.

Malam itu aku kembali membonceng di belakang sepeda ontelnya yang bersih, terawat kecintaannya pada detil barang miliknya, “sudah terlalu malam” katanya, mamamu khawatir kalau kamu pulang sendiri, saat itu waktu menunjukkan hampir pukul setengah sebelas malam. Aku cuma tersenyum manyun dan protes: aku biasa pulang sendiri dari tempat kerjaku di lain kota, bahkan sampai tengah malam pun aku tidak pernah minta jemput—meski sebenarnya, pada saat itu pun, beliau berdua mamaku selalu menungguiku di perempatan jalan atau di pos satpam depan rumah. Ah, aku kerap melupakan ada yang selalu menungguku di rumah (I’m sorry, Ma, Pa).

Kali ini juga sama, aku keasikan wisata di jaring digital pada sebuah mall yang berjarak lima-sepuluh menit jalan kaki dari rumahku, jarak yang tidak seberapa, tapi sangat berpengaruh bagi beliau berdua…mungkin itulah wujud kasih mereka.

eniwei, Papa, terima kasih untuk semuanya, juga untuk selalu merawatku: menghampiriku saat aku menangis dalam diam di tempat tidur, membelaku saat aku kehilangan pertahanan, menerimaku sebagai anak perempuan satu-satunya yang keras kepala, ikut bahagia saat aku mendapatkan kesenangan hidup, membebaskanku untuk berbuat apa saja yang kumau—tanpa melupakan kejujuran dan tanggungjawab, mendukungku dengan caramu yang unik serta menjagaku dalam diammu.

Just like that night. I love you Pap.