Friday, March 23, 2007

horen, lusiteren mijn jammer, erg slechts…


Entah mengapa banyak sekali orang senang berbicara, berkomentar dan berkata-kata atas apa yang tertangkap mata, hidung atau kuping (terutama yang satu ini). Meskipun akhirnya salah berucap pun, tetap saja merasa puas, yang penting bicara!

Apa karena bicara adalah salah satu bentuk eksistensi paling mudah? bisa dilakukan asal saja, tinggal bla...bla...bla.. pun jadi.

Teriak-teriak dalam ruangan juga oke saja, asal mampu memenuhi nafsu bicara, hah! konyol sekali!

Kecenderungan bicara dan tidak mendengar, bisa jadi karena mendengarkan itu sulit, butuh konsentrasi dan kesabaran.

Mungkin kemudahan memang lebih disukai, memilih melihat hasil dibandingkan usaha yang mendahului hasil tersebut. Bicara jelas lebih terlihat hasilnya:kata-kata yang berhamburan yang merangkum diri kita, dengar! diri kita (garis bawah)

peduli apa dengan isinya bukan?

sedangkan mendengar? (huruf tebal) itu soal orang lain-tidak berhubungan dengan diri kita:ehm... itu kan milik orang lain, apa pentingnya untuk kita.

naru hodo, itu sebabnya, begitu sulitnya menemukan orang yang benar-benar mendengar:menghayati dan mencermati.